Monthly Archives: Agustus 2013

Catatan Literasi (5): Budaya Baca Sastra Zaman Algeemene Middlebare School


Catatan Must Prast

Yup, Algemeene Middelbare School (AMS) atau sekolah setingkat SMA pada masa kolonial Belanda. AMS ini mulai ada pada 1915 dengan lama studi 3-4 tahun.

Sekolah ini diperuntukkan bagi para pelajar keturunan Eropa dan pribumi. Ada tiga jurusan di AMS sebagaimana saya kutip dari blog Kota Toea Magelang (kotatoeamagelang.wordpress.com). Yakni, A1 untuk Sastra Timur, A2 untuk Klasik Barat, dan B untuk ilmu pasti dan alam. Read the rest of this entry

Catatan Literasi (4): Relawan Literasi


Catatan Must Prast

Mbak Irra Dewi, seorang dosen dan penulis buku, Senin malam lalu (19/8) mengirim surel. Ia menegur saya lantaran tak mengabari adanya seminar literasi di kampus B Unair Minggu lalu (18/8). Kakak kelas saya yang juga anggota Ikatan Guru Indonesia tersebut getun (menyesal) karena telat dapat info.

Terakhir, beliau meminta saya untuk bersedia menjadi volunteer program Kelas Inspirasi. Tanpa ba-bi-bu, saya mengiyakan. Lha wong saya pernah menyimak sepak terjang Kelas Inspirasi di SDN Wonorejo, Surabaya, yang pernah ditayangkan di Kompas TV. Dan memang mengesankan. Read the rest of this entry

Catatan Literasi (3): Modus Epigon


Catatan Must Prast

Pesiar ke toko buku kali ini membawa pengalaman yang sama. Saya masih menjumpai buku-buku tiruan (epigon). Pada saat booming Ayat-ayat Cinta dulu, novel-novel epigon mudah saya dapati.

Adik laki-laki Habiburrahman El Shirazy (penulis Ayat-ayat Cinta) pun menelurkan novel Makrifat Cinta. Namanya pun bergaya mirip Kang Abik (sapaan Habiburrahman), yakni Taufiqurrahman El Azizy. Novel senapas lainnya adalah Dzikir-Dzikir Cinta, Syahadat Cinta, Bait-Bait Cinta, Sabda-Sabda Cinta, dan Kasidah-Kasidah Cinta. Read the rest of this entry

Catatan Literasi (2): Meledakkan Ide ala Gol a Gong


Catatan Must Prast

Di tengah cuaca yang cukup panas siang itu, saya berkunjung ke jurusan bahasa Inggris Unesa. Tujuannya bertemu cikgu saya, Much. Khoiri, pengajar mata kuliah creative writing di sana.

Ia mengaku tak ada jam mengajar hari itu. Kami sengaja janjian bertemu di situ untuk sekadar mendiskusikan penulisan buku yang belum rampung hingga kini. Seperti biasa, meski topiknya serius, obrolan berlangsung gayeng. Read the rest of this entry