Dapur Editor Buku (2)


Kader Penerbitan

Catatan Must Prast

editor Jawa Pos

Bagaimana kedudukan seorang editor buku di sebuah penerbitan? Penting. Ia merupakan harga mati untuk perusahaan penerbitan. Pasalnya, penerbitan tentu membutuhkan karyawan ahli dan bertanggung jawab. Salah satunya adalah editor.

Sebagai gambaran, seorang editor biasanya dituntut untuk mengoreksi sebuah naskah rata-rata setebal 200 halaman dalam waktu dua hari. Dan itu menjadi menunya sehari-hari. Tentu saja tidak mudah. Tanggung jawabnya sangat besar.

Pekerjaannya dalam memeriksa dan mengoreksi naskah harus dilakukan dengan teliti, sabar, tekun, dan tentu saja tidak mengubah maksud yang disampaikan sang pengarang. Satu kesalahan kecil saja bisa menuai masalah. Misalnya, yang dimaksud adalah kepala sekolah, namun yang tertulis malah kepada sekolah. Tentu saja kesalahan kecil seperti ini tidak boleh terjadi. Ketelitian mutlak dimiliki oleh seorang editor. Untuk itu, guna meminimalkan adanya kesalahan-kesalahan dalam bacaan, diperlukan tindakan membaca berulang-ulang.

Jamaknya, kesulitan dalam hal penyuntingan buku pasti ditemui oleh editor (mana pun). Misalnya, kalimat yang mbulet (tak jelas maksudnya, berputar-putar) dan terlalu panjang. Apa pun itu, segala hambatan di lapangan tidak seharusnya membuat editor menyerah. Kegigihan editor untuk mau belajar dan berusaha menjadi kunci profesionalitasnya.

Mengingat peran vitalnya, tak salah jika editor merupakan salah satu kader penerbitan. Ia bisa menjadi pendukung sebuah kunci sukses dalam penerbitan buku yang akan dibaca oleh masyarakat. Untuk itu, perusahaan penerbitan buku sudah selayaknya menginvestasikan modal untuk meningkatkan profesionalitas editor. Hal tersebut bisa diberikan melalui pelatihan, pembinaan, maupun pengarahan secara rutin dan berkala.

Desa Pekarungan, 17 November 2012

About Eko Prasetyo

Mari Beramal lewat Ilmu

Posted on November 17, 2012, in Catatan Harian. Bookmark the permalink. 1 Komentar.

  1. makasih buat infonya

Tinggalkan komentar