Monthly Archives: Oktober 2011

Selai Stroberi


Selai Stroberi

: Jeng Ratih-ku sayang

setoples selai stroberi

tanpa roti ataupun secangkir teh

hanya ada selai itu

jika kau ambil dengan telunjukmu,

aku tetap bersedia menikmatinya

sampai bersih oleh liurku.

 

demikianlah aku menerima apa adanya

: dirimu

 

 

Graha Pena, 14 Oktober 2011

Tulisan Pak Bos (2)


Catatan Eko Prasetyo

editor Jawa Pos

Pak Bos di medan berat Papua. (Foto Jawa Pos)

”Sebuah keramahan pegunungan yang mestinya bisa melahirkan berkoli-koli puisi.”

Sepenggal kalimat itu ditulis Pak Bos dalam lawatannya ke Papua (Jawa Pos, 20/8/2011). Lawatan itu punya nilai penting, terkait rencana pembangunan proyek PLTA di Wamena.

Read the rest of this entry

Tulisan Pak Bos (1)


Catatan Eko Prasetyo

editor Jawa Pos

Buku bersampul sketsa wajah yang tidak asing bagi saya itu tersusun rapi. Dua saf di rak paling depan. Siang itu saya berkunjung ke toko buku langganan di Jalan Diponegoro, Surabaya. Kegiatan rutin setiap dua minggu. Tepat di pintu masuk toko yang berornamen klasik tersebut, rak paling depan sudah menyambut saya. Rak yang selalu mencuri perhatian.

Di situ, di saf urutan atas dan dua ada buku bertajuk Indonesia, Habis Gelap Terbitlah Terang.  Buku bertema jurnalistrik. Sebab, di subjudul ada kalimat ”Gaya Wartawan Mengelola Kelistrikan”.

Cover-nya menampilkan sketsa wajah Pak Bos. Dengan senyum yang khas. Isi buku tersebut adalah kumpulan tulisan-tulisannya di Jawa Pos yang juga dimuat di seluruh koran di bawah Jawa Pos Group. Mulai Aceh sampai Papua. Tulisan di buku itu bercerita tentang pengalaman, perjalanan, dan kerja kerasnya. Tentang kelistrikan. Maklum, dia kini menjadi direktur utama PLN.

Read the rest of this entry

Rikala Wengi


(Solamente Una Vez)
: Jeng Ratih-ku sayang
sugeng napak yuswa, pepujanku
wulan wengi wewirang aksara
pinayung asmara
cahya bumihing ati
tinular ragaku, ragamu, layaring tresnan
kinanthi.
Graha Pena, Oktober 2011