Goyangan Maut Candoleng-doleng


Catatan Eko Prasetyo

editor Jawa Pos

Aksi “brutal” dalam dangdut candoleng-doleng. (sumber: http://ladewabego.blogspot.com)

Dangdut candoleng-coleng ini adalah tontonan gendheng! Benar-benar gila! Bahkan, menurut saya, inilah sajian hiburan yang jauh lebih berbahaya ketimbang aksi nyentrik ala Lady Gaga, penyanyi pop kontroversial asal Amerika Serikat itu.

Apa itu candoleng-doleng? Karena penasaran, saya mulai berselancar di internet. Dari situs http://rappang.com, saya dapati informasi bahwa candoleng-doleng itu bisa dimaknai berjuntai-juntai dalam bahasa Indonesia. Masih penasaran, saya menggali informasi lain. Dari sebuah blog milik warga asli Makassar, Sulawesi Selatan, saya akhirnya berhasil mendapatkan keterangan lebih rinci.

Rupanya, kata tersebut berasal dari bahasa Bugis yang artinya adalah menggelantung. Yang dimaksud menggelantung adalah (maaf) puting artis electone atau organ tunggal.

Ya, dangdut candoleng-doleng adalah aksi superheboh yang dipertunjukkan oleh artis-artisnya. Aksi pentas musik ini kian mudah dijumpai di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Misalnya, Kabupaten Sidrap.

Umumnya, dangdut candoleng-doleng manggung pada saat ada acara pesta pernikahan. Hajatan seperti itu berarti panen rezeki bagi kru organ tunggal, terutama para artisnya.

Tak perlu punya kualitas vokal yang ciamik, cukup bermodal good looking (tampang luamayan) dan bodi semlohai sudah bisa menjadi artis dangdut candoleng-doleng. Eit, masih ada satu persyaratan lain untuk dapat menjadi biduanita candoleng-doleng. Yakni, berani tampil liar, nakal, dan ”brutal.”

Performa mereka di atas panggung betul-betul sangat heboh. Di sela menyanyi lagu dangdut jadul ataupun hit yang populer, mereka kerap mendesah-desah, mirip suara orang sedang (maaf) berhubungan intim.

Belum cukup di situ, aksi mereka semakin hot dengan meniru gerakan striptease (tari telanjang). Goyangannya sungguh mencemaskan. Yakin, penonton pria bakal bisa dibikin sport jantung, berdesir-desir, dan menghela napas berkali-kali. Bayangkan, apa yang diperlihatkan oleh artis candoleng-doleng bisa dikatakan sangat porno.

Betapa tidak, mereka dengan liarnya mempertontonkan (maaf) payudaranya, meremas-remasnya di hadapan penonton (tak peduli meski ada anak-anak), serta membuka celananya yang minim bahan alias mini itu!

Yang lebih gila, penonton dapat menyawerkan uang mulai Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu ke dalam kutang atau rok mini si artis. Ampuuun! Hebohnya, pertunjukan candoleng-doleng tidak lagi dilangsungkan pada malam hari, tapi juga siang bolong! Dan bisa bikin anak-anak usia SD khusyuk berjongkok dan termangu melihat tayangan supermesum yang berlabel 17+ itu.

Berapa sih honor ”striptis kampung” tersebut? Dikutip dari http://matapisau.blogspot.com, bayaran untuk organ tunggal ala candoleng-doleng itu tergolong murah, cuma Rp 700 ribuan! Artisnya sendiri mendapat honor bervariatif, rata-rata Rp 50 ribu sekali manggung.

Dangdut candoleng-doleng ini pernah membikin heboh Indonesia setelah diliput media televisi dan media cetak beberapa waktu silan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sudah menjatuhkan fatwa haram untuk aksi erotis candoleng-doleng itu.

Namun, beberapa artis candoleng-doleng yang sempat diwawancarai media mengaku sadar bahwa aksi mereka adalah salah. Mereka rata-rata mengatakan terpaksa terjun ke ”lembah merah” itu lantaran alasan ekonomi. Klise memang, tetapi itulah kenyataannya. Para artisnya bisa dikatakan kebanyakan berasal dari golongan elit (ekonomi sulit). Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan menjadi salah satu alasan mereka untuk terjun sebagai penyanyi plus-plus itu.

Kalau dulu pernah ada demonstrasi penolakan konser Lady Gaga karena dinilai berbahaya, saya kira dangdut candoleng-doleng ini lebih berbahaya. Sangat berbahaya. Sebab, selain menodai moralitas, candoleng-doleng memang tidak mencerminkan budaya ketimuran kita.

Saya sarankan kepada Anda untuk tidak penasaran dengan candoleng-doleng ini. Namun, jika memang ingin tahu, Anda bisa lihat di sini: http://tinyurl.com/6ydflsn.

Graha Pena, 25 Juni 2012

https://mustprast.wordpress.com

About Eko Prasetyo

Mari Beramal lewat Ilmu

Posted on Juni 25, 2012, in Catatan Harian. Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. tulisan anda sangat membantu bag para pembaca di jejaring sosial media elektronik ,lanjutkan karya tulis anda karna sangat bermanfaat bagi kemaslahatan hajat orang banyak.

Tinggalkan komentar